Minggu, 04 Juli 2010

Agar Lebih Profesional, NBL Terapkan Dresscode

Azrul Ananda, komisioner NBL Indonesia, berharap profesionalisme NBL bisa menjadi panutan dan pelopor bagi kompetisi-kompetisi olah raga lainnya.
“Sebagai kompetisi ang akan menjadi panutan di Indonesia, sudah waktunya menerapkan aturan berpakaian yang lebih profesional. Dalam rapat NBL Indonesia bersama perwakilan seluruh klub, aturan baru ini pun disepakati bersama,” terangnya.

Peraturan tersebut antara lain, pelatih dan ofisial yang mendampingi tim wajib mengenakan kemeja lengan panjang, dasi, jas, celana kain, serta sepatu pantovel. Aturan ini juga berlaku bagi para pemain yang tidak bermain namun berada di bench.
“Khusus hari Jumat, ofisial dan pemain itu wajib mengenakan batik lengan panjang,” imbuh pria yang juga menjabat sebagai direktur PT Deteksi Basket Lintas (DBL) Indonesia, perusahaan pengelola NBL.
Bagi pemain dan ofisial yang berada di tribun pun tidak lepas dari peraturan berpakaian. Meski tidak bertanding dan tidak berada di bench, mereka diwajibkan mengenai kaos berkerah yang dimasukkan ke dalam celana panjang, dan sepatu. Peraturan ini merupakan saran dari pelatih Satria Muda, Fictor Roring.

“Kalau memang ingin rapi, sebaiknya sekalian total rapi. Bukan hanya yang bertanding, tetapi semuanya. Ini akan baik untuk image klub dan liga,” terang Ito mengenai alasannya mengajukan usulan tersebut.
Adapun mengenai sanksi terhadap pelanggar dijelaskan Bella Erwin Harahap, ketua Dewan Komisaris NBL Indonesia, sebagai berikut, “Pengelola dan klub sudah menyepakati sanksi-sanksi untuk pelanggaran dresscode. Mulai dari Surat Peringatan yang dipublikasikan, hingga denda uang tunai.”
Aturan berpakaian ini rencananya akan diterapkan saat Preseason Tournament di GOR Bima Sakti, Malang, 7-15 Juli 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar